Dermaga di tepi Manhattan (pendapat anda yang mbaca postingan ini gimana?)
“mau kemana?”
“ke luar sebentar”…
Dan kaki itu pun tak pernah kembali ke
kapal niaga tersebut.“Aku mencintai Amerika, dik, New York sudah seperti
kampung halamanku,”
“Maafkan aku,”
Aku menoleh, kurasakan kepedihan
itu, air mataku pun jatuh beruraian.
“Bukankah kau bilang kau mencintai aku?” Batinku ….sambil menjejakkan kaki di JFK.
Hehehe, gimana yah kalau aku bikin novel, dulu sih pernah waktu kerja di KPPU, tapi sayang, hilang entah kemana tuh naskah. Padahal udah jadi lebih dari 100 halaman, kisahnya juga udah begitu matengnya, waktu itu ga kepikir kalau akan di New York, tapi setting cerita udah menyentuh dikit2 tentang NY, maklum waktu itu September 11 baru aja kejadian. Duh, dimana yah naskah itu ………
Btw, gini aja, jika anda iseng2 mbuka ini blog, kasih koment ke saya , haruskah saya menulis novel dengan judul ini? Ok, tak tunggu, kalau ga ada koment juga akan dibuat kok, iseng2 , wong cover depannya udah jadi gitu hehehehehe...
PS: Ga ada hubungannya dengan Seribu Kunang-Kunang di Manhattan, malah belum pernah baca!
1 Comments:
1. Tulislah novel itu, mbak.
"Adakah yang lebih menyedihkan daripada pekerjaan yang tidak selesai?"
"Ada, yaitu pekerjaan yang tidak pernah dimulai.."
2. Tapi meskipun kover sudah jadi, saya mo usul supaya EYD-nya juga diperhatikan. Penulisan yg benar untuk judul di kover adalah "Dermaga di Tepi Manhattan".
3. Yg ini ga ada hubungannya sama novel, tapi kalo males sama komentar2 spam, aktifin aja word verification-nya (dari menu setting-comments di blog). It works, lho :-)
4. Dan makasih dah mampir ke blog saya kemaren dulu itu.
Post a Comment
<< Home