Yang berulang
Kemarin, tepat umurku 29 tahun. Angka yang tak muda lagi (seharusnya). Sama seperti tahun-tahun yang lalu tak ada yang istimewa, malah semakin bersedih.
Ibuku almarhumah bilang, seharusnya kita bersedih ketika berulang tahun, karena semakin dekat dengan kematian, kok malah dirayakan. Aku cuma terdiam, benar, begitulah jawaban hatiku. Jadi setiap kali berulang tahun aku malah bersedih, apa yah yang telah kulakukan untuk menambah rasa syukurku kepada Allah. Karunia suami yang sholeh dan anak yang ada dalam kandungan adalah hadiah yang terindah dari Allah, tapi mengapa aku masih seperti ini? Kadar keimanan yang tak makin menaik derajatnya, stagnan atau malah decrease?
Aku seharusnya tambah bersyukur, karena ada selalu yang mengingatkan tentang dimensi kematian ini. SMS dari ponakan, SMS dari kakak, ucapan selamat dari Bapak, ucapan selamat dari teman, dan tentu saja dari suami, tapi ya kok aku tak mengucapkan terima kasih kepada Si Pemberi Umur?
Apa harus menulis target di blog? untuk apa kalau cuma narsisme saja yang keluar? Atau malah mempermalukan diri sendiri jadinya. Memang benar, tak usahlah banyak bicara, semuanya harus mulai dari sekarang dan mulai dari yang kecil.
Wish me for a little changes.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home