Hany n Nabiel

Saturday, August 11, 2007

Alhamdulillah



Masak tentang Hany dan Nabiel aja. Sekali2 Mama juga pingin berunek-unek (?), bincang-bincang (?) ah auk ah gelap dengan peristilahan. Memang sekarang otak lebih beku dari kemarin-kemarin. Seyogyanya ibu rumah tangga yang dikaruniai 2 anak lucu yang jaraknya cuma 13 bulan (hey katanya bisa bikin setreeesss), tentulah duduk manis di depan komputer bukan pilihan tepat. Manalah mungkin terus menghela tangan si Hany yang bolak-balik minta ikutan main kompie juga, untunglah si Nabiel belum tahu enaknya duduk di depan kompie, kalau tau, hajablah awak.
Oh ya, belakangan ini, setelah rancangan undang2 yang kita harapkan gagal dalam sidang2 kongres (hehehe 2 kali malah), Mama beralih ke channel yang lebih membuat mata ijo2 (maksudnya bersih kali ya), kayak gimana cara mengecat rumah yang baik, cara padu padan warna, cara merubah ruangan jelek jadi cantik (kalau dari orang jelek ke cantik ada ga ya? ada lah pasti, gimana sih), terus suka ama channel masak memasak, dari bu Gendut dari selatan, si Rai yang ceplas ceplos masak 30 menit aja, sampai si jelita yang kukunya cantik teus walaupun sering dibuat merajang sayur atau chanel yang ada kawin kawinannya (hussh maksudnya tentang acara pestanya).
Sempat sih kesukaan kita ini dikeritik "orang terdekat" terutama yang ada kawin kawinannya. Katanya, "hehe iri yah waktu pesta ga menghabiskan dana 7 digit mat dollah". Hiiii sapa yah, bikin naik darah aja, (padahal emang sih hehehehe). Nah, ejek2 an ini dan unek2 ini berembet deh nyampur dengan postpartum syndrome, bikin bete berhari-hari. Maunya protes aja setiap hari, yang inilah itulah, berantemlah ditelepon, gara2 kehilangan peniti satu hihihi, pokoknya ada aja alasan, sambil berangan2 gimana kalau ini kalau itu hiiiii ngeri deh. Iri deh dengan yang sudah berhasil, yang punya berlian segede jempol, yang anaknya dah bisa bilang "Mama I love you", sama orang yang jalan sambil ngobrol di cell phone (nah loh, kan ketauan banget setannya beredar ga jauh dari lingkaran kepala).
Sampai suatu hari (ceee, dongeng nih ye), sesuatu di sodorkan sama yang sering bikin "jengkol", alamak, lembaran gambar orang, ada beberapa lembar walaupun bukan bang Ben yang jelek itu, hatiku gembira banget. "Apa nih Pa," "Buat wiken besok, buat Papa dan Mama". Langsung aja muka berubah kecut, yahhhhhh.
"Hehehe, ga ko buat Mama aja," Huuu dasar tukang ngerjain, langsung lagi (kayak siaran langsung aja), muka bersinar cerah (75 F), tapi langsung berkaca2, soalnya si pemberi duit bilang, "Mama, maaf yah cuma bisa ngasih segini, buat beli kalung imitasi aja ga cukup, maaf ya Ma......"
Huhuhuhu...,"Maafin Mama ya Pa,"

Labels:

1 Comments:

Blogger senaz said...

mba vita..iya mba..manusia emang suka lupa tuk bersyukur ya..padahal kl diliat2 kita dah dapet smuanya..dah lengkap..huhuhu

10:32 AM  

Post a Comment

<< Home

Sakinah Mawaddah Wa rahmah, Marjo's family
Daisypath Ticker